Oleh : Kamsarudin, S.E.Sy

Masalah saya mengajar di sekolah marginal SMP Negeri 1 Mandah yang berada di Pulau Cawan, yang termasuk desa tertinggal, menghadirkan tantangan dan nuansa yang unik. Sekolah-sekolah ini berfungsi untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak dari kelompok masyarakat yang terpinggirkan, yang sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan formal yang memadai.
1.Perjalanan Menuju Sekolah
Modal Transportasi
Siswa menggunakan berbagai modal transportasi untuk menuju sekolah, mulai dari berjalan kaki dan bersepeda, hingga menggunakan kendaraan umum. Di beberapa daerah terpencil, siswa bahkan harus melewati rintangan seperti sungai atau jalanan yang sulit agar bisa sampai ke sekolah.
- Tantangan Perjalanan
Perjalanan menuju sekolah tidak selalu mudah, banyak siswa menghadapi tantangan seperti jarak yang jauh. Beberapa siswa harus bangun lebih awal untuk menghindari keterlambatan.



2. Kehidupan di Sekolah
- Kegiatan Belajar Mengajar
Setibanya di sekolah, siswa langsung memasuki kelas dan mengikuti jam pelajaran sesuai jadwal. Mereka berinteraksi dengan teman-teman dan guru, serta terlibat dalam kegiatan belajar yang berulang hingga jam pelajaran terakhir1.
- Kegiatan Ekstrakurikuler
Setelah jam pelajaran selesai, banyak siswa juga terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan minat di luar akademik
3.Konteks Sosial dan Ekonomi
Anak-anak di desa tertinggal sering kali berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sulit. Mereka mungkin terpaksa membantu orang tua dalam pekerjaan sehari-hari, seperti bertani atau berdagang, sehingga waktu dan kesempatan untuk bersekolah menjadi sangat terbatas. Di Desa pulau cawan, misalnya, banyak anak yang lebih memilih bekerja daripada bersekolah karena alasan ekonomi. Hal ini menciptakan tantangan bagi para guru dalam menarik minat siswa untuk belajar dan hadir di kelas.
4.Tantangan dalam Proses Pembelajaran
- Keterbatasan Fasilitas
Banyak sekolah marginal memiliki fasilitas yang minim, seperti ruang kelas yang tidak memadai, kurangnya buku dan alat peraga, serta infrastruktur yang tidak mendukung. Hal ini menghambat proses pembelajaran dan membuat suasana belajar menjadi kurang kondusif.
- Kehadiran Siswa
Siswa sering kali absen karena harus membantu orang tua mencari nafkah. Ketidakhadiran ini menyebabkan banyak siswa tertinggal dalam materi pelajaran. Para guru harus menemukan cara kreatif untuk mengatasi masalah ini, seperti mengadakan kelas tambahan atau program belajar di luar jam sekolah.
- Motivasi Belajar
Banyak anak dari kelompok marginal memiliki pandangan bahwa pendidikan tidak sebanding dengan usaha mereka dalam bekerja. Beberapa bahkan beranggapan bahwa bersekolah hanya akan menghabiskan waktu dan uang.
Oleh karena itu, guru perlu membangun motivasi dan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka.
5.Pendekatan Pengajaran yang Adaptif
Para pendidik di sekolah marginal sering kali harus menerapkan pendekatan pengajaran yang fleksibel dan adaptif. Ini termasuk:
Metode Pembelajaran Kontekstual
Mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat membantu mereka melihat relevansi pendidikan. Misalnya, menggunakan contoh dari kegiatan pertanian atau perdagangan lokal dalam pelajaran matematika atau sains.
- Kegiatan Non-Formal
Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dapat meningkatkan partisipasi siswa. Kegiatan seperti seni, olahraga, atau keterampilan praktis dapat menarik minat anak-anak untuk datang ke sekolah.
- Kolaborasi dengan Komunitas
Melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pendidikan sangat penting. Dengan menjelaskan manfaat pendidikan kepada orang tua, guru dapat membantu menciptakan dukungan untuk anak-anak agar tetap bersekolah
Kesimpulan
Mengajar di sekolah marginal di desa tertinggal adalah tantangan yang kompleks namun sangat berarti. Dengan memahami konteks sosial-ekonomi siswa dan menerapkan pendekatan pengajaran yang kreatif serta adaptif, para pendidik dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak dari kelompok marginal. Ini bukan hanya tentang mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga tentang membangun harapan dan masa depan bagi generasi yang terpinggirkan

