SMP N 1 Mandah

AKU DATANG, AKU LAKSANAKAN SAMPAI MASA PURNA BAKTIKU

AKU DATANG, AKU LAKSANAKAN SAMPAI MASA PURNA BAKTIKU

Anak makcik duduk di bangku

Duduk dibangku sambil tertawa

Inilah sedikit kisah pengabdianku

Kudedikasikan untuk nusa dan bangsa

 Sekolahku istanaku. Rasanya tidak salah jika aku memberikan istilah itu. Karena bagiku, sekolah sudah menjadi tempat yang nyaman untuk menikmati pekerjaanku sebagai pendidik. Di sanalah aku bisa berbagi ilmu, berbagi pengalaman kepada sesama guru dan murid. Hampir separuh hari kuhabiskan waktu di sekolah. Hingga tak terasa bulan Desember nanti adalah masa purna baktiku. Aku Bahagia bisa merasakan pensiun sebagai seorang guru nanti.

Sebelumnya, perkenalkan nama saya Nismawati. Saya berasal dari desa Kuantan Mudik atau Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Sengigi. Saya mulai bertugas di SMP Negeri 1 Mandah dari tahun 1984. Untuk diketahui, pada tahun itu perjalanan dari kampung saya menuju ke tempat tugas saya di SMP Negeri 1 Mandah sangatlah sulit. Alat transportasi yang saya gunakan adalah menggunakan mobil yang jadwalnya hanya ada pada malam hari saja. Rute perjalanan saya yaitu dari desa menuju Rengat Kabupaten Indragiri Hulu yang tibanya pada pagi hari. Kemudian dari Rengat menuju Tembilahan Naik Feri jurusan Mandah. Total perjalanan yang saya lalui pada saat itu kurang lebih 2 hari lamanya. Kalau sekarang, Tidak sampai 1 hari sudah sampai.

            Ada sebuah pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pada tahun 1985, Ketika alat transportasi sudah lebih banyak. Selain kapal feri, sudah ada kapal kecil yang kami sebut boat. Di dalam kapal tersebut hanya muat sekitar 6 orang saja. Perjalanan kami dari Tembilahan menuju Mandah mengalami kekeringan air karena air laut surut. Dengan terpaksa kami berjalan kaki di pinggir sungai yang berlumpur. Dari Tabuan (Pelabuhan di daerah mandah) sampai ke pasar Mandah menempuh waktu kurang lebih 4 jam lamanya. Alhamdulilah, walaupun sangat Lelah dan capek saya bisa selamat dan sampai ke Rumah dinas saya di Mandah.

            Pertama kali saya menginjakkan kaki di daerah tempat tugas saya, saya sangat terkejut dengan kehidupan di sini. Keadaan Mandah pada saat itu sangatlah memprihatinkan. Listrik belum ada sehingga di rumah saya menggunakan lampu colok atau pelite. Selain itu, daerah Mandah juga kekurangan air bersih. Jadi, pernah suatu Ketika kami berjalan kaki menempuh perjalanan kurang lebih 2 km untuk mandi. Pada zaman itu juga, untuk menghubungi orang tua di kampung hanya bisa menggunakan surat atau telegram. Saya biasanya menggunakan surat yang bisa sampai kurang lebih 1 minggu lamanya. Kalau telegram kurang lebih 2 mingguan. Ada cerita, Ketika nenek saya meninggal, ternyata 1 bulan kabarnya baru sampai kepada saya. Saya kurang tahu juga apa penyebabnya telegram lama sampai ke tempat saya. Berita itu pun saya dapatkan dari saudara jauh saya yang ada di Tembilahan. Itulah sedikit serba serbi kehidupan saya di awal penugasan saya di SMP Negeri 1 Mandah. Saya sangat bersyukur, daerah Mandah sudah banyak mengalami kemajuan sekarang. Air, listrik, dan hp sudah bisa kita gunakan di sini. Namun, saya berharap, suatu saat nanti ada jalan darat yang bisa menghubungkan Mandah dengan ibukota Kabupaten dengan waktu tempuh yang singkat.

Sedikit cerita pada awal saya bertugas di sini pada tahun 1984, perjalanan dari rumah menuju ke sekolah itu bersemak dan sering terjadi air pasang surut. Sehingga saya sering menggunakan sepatu boat untuk pergi ke sekolah yang diberikan oleh kepala sekolah. Tidak jarang saya sering terjatuh yang menyebabkan pakaian saya kotor dan juga basah. Sehingga saya terpaksa pulang ke rumah untuk mengganti pakain. Alhamduliah, pada tahun 1990-an, jalan menuju sekolah sudah di aspal oleh pemerintah sehingga kami sangat senang karena perjalanan kami sudah tidak ada halangan lagi dan berjalan dengan lancar.

        Berbicara tentang sekolah, saat ini aku mengajar di SMP Negeri 1 Mandah. SMP ini berada di Khairiah Mandah, Kec. Mandah, Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau. Lokasi desa ini dikelilingi oleh air laut, karena termasuk daerah pesisir. Untuk sampai di desa ini, bisa dijangkau dengan kapal boat. Karena untuk saat ini hanya itu akses yang cepat dan mudah untuk sampai ke sana. Sebenarnya menggunakan honda (sebutan motor untuk masyarakat di sini) juga bisa. Namun, jarak tempuh yang lama dan aksesnya yang jelek, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan boat untuk transportasi jika ingin ke kota Tembilahan atau ke daerah tetangga.

          Sekolah ini berdiri pada tahun 1982 dengan nama SMP Pelita yang berstatus sekolah swasta. Kemudian berubah menjadi SMP Negeri 1 Mandah pada tahun 1984. Berdasarkan pengalaman saya mengajar di sini, sejak awal berdirinya SMP Negeri 1 Mandah, gedung dan fasilitas sekolah ini dulunya lengkap. ada gedung perpustakaan, laboratorium, aula, kantor guru, dan ruang kelas cukup. Tetapi, pada tahun 2017 bangunan tersebut banyak yang runtuh. Selain itu jumlah guru PNS yang ada juga banyak, ada sekitar 26 guru dan 6 orang staff TU serta jumlah sebanyak kurang lebih 300-an. Sehingga suasana sekolah sangat ramai dan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. Namun, saat ini SMP Negeri 1 Mandah mengalami kekurangan guru dan juga siswa. Akan tetapi, walaupun jumlah siswa hanya terdiri 18 siswa dari kelas 7, 8, dan 9 tidak mengurangi tanggung jawab dan semangat saya dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.

Beralih tentang gedung sekolah, saat ini SMP Negeri 1 Mandah hanya terdiri dari bangunan baru dan bangunan lama. Bangunan baru itu adalah 1 ruangan kelas yang dibangun pada tahun 2023. Namun, ruangan itu belum  bisa digunakan.  Bangunan lama, terdiri dari 8 ruangan. Tetapi hanya 7 ruangan saja yang masih bisa digunakan karena 1 ruangan sudah runtuh yaitu ruangan perpustakaan. 7 ruangan itu terdiri dari ruang laboratorium yang dijadikan ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang tamu, ruang BK, ruang OSIS, ruang guru, ruang perpustakaan menjadi 1 dalam sebuah ruangan. Lalu, 6 ruangan kelas yang terpisah menjadi 3 ruangan dalam tiap bagiannya. Semua pintu kelas semuanya rusak karena sudah tidak bisa dikunci lagi. Jadi, sekarang hanya digembok saja.

Pernah suatu hari, ketika saya sedang mengajar dan pada waktu itu hujan sangat deras disertai angin yang kencang. Air hujan masuk ke dalam kelas melalui dinding yang bolong, melalui jendela yang sudah tidak ada kacanya serta dari atap tanpa plafon yang bocor. Bisa dibayangkan, hebohnya suasana di dalam kelas pada saat itu. Jika sudah demikian, terpaksa anak murid merapatkan barisan dan pindah tempat duduk agar tidak terkena air hujan. Begitulah potret sekolah tempatku mengajar saat ini. Meskipun demikian, semangat siswa-siswi SMP Negeri 1 Mandah untuk belajar tidak luntur walaupun keadaan sekolahnya seperti itu. Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk tidak semangat mengajar mereka. Namun, aku berdoa semoga nanti sekolah ini bisa mendapatkan bangunan dari pemerintah atau Dinas Pendidikan sehingga siswa-siswiku SMP Negeri 1 Mandah bisa belajar dengan nyaman seperti sekolah-sekolah lainnya dengan fasilitas yang lengkap dan memadai.

Selama saya mengajar di sekolah ini, ada banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Salah satu kegiatan yang berkesan bagiku adalah kegiatan perlombaan tentang agama yang diadakan pada tahun 1994. Kami para majelis guru ikut serta meramaikan dalam acara tersebut. Khusus guru, kami menampilkan drama tentang sejarah Fatimah Bin Khatab. Pada waktu itu, saya yang berperan sebagai Fatimah. Saya sangat bangga dan senang dengan penampilan tersebut karena mampu memotivasi saya untuk meningkatkan keimanan saya.

Mengingat sekolah yang berada di daerah terpencil dengan fasilitas yang sangat kurang memadai, jadi saya sering berinisiatif untuk membuat media pembelajaran sendiri dengan menyesuaikan kodrat alam dan kodrat siswa pada saat itu. Sebagai guru seni budaya, saya telah banyak mengajarkan siswa membuat kerajinan atau kriya yang bahan utamanya dari lingkungan sekitar siswa. Diantaranya saya pernah membuat hiasan di kelas menggunakan tempurung kelapa. Lalu, dari ranting pohon bakau dibuat menjadi hiasan untuk di atas meja seperti vas bunga. Kemudian, saya juga mengajarkan siswa membuat tikar dari daun pandan yang banyak tumbuh di daerah sini. Tujuan saya adalah untuk mengembangkan kreatifitas siswa. Saya pastikan mereka bisa mendapatkan Pendidikan yang layak seperti halnya di kota walaupun dengan fasilitas yang seadanya. Alhamdulilah, sampai saya mau pensiun, ada banyak alumni siswa-siswi dari SMP Negeri 1 Mandah yang sudah berhasil menjadi pejabat penting baik di tingkat desa maupun di tingkat kota. Diantaranya ada yang menjadi anggota DPR, menjadi polisi, serta ada siswaku yang Bernama Yuliargo, SP yang menjadi camat di kecamatan Mandah tempat saya bertugas saat ini. Beberapa bulan yang lalu, para alumni datang ke sekolah mengenang masa-masa mereka sekolah dahulu serta menjalin silaturahmi kepada guru-gurunya. Saat ini, di sekolah hanya saya sendiri yang tersisa guru yang mengajar mereka dahulu. Selain itu, mereka juga membawa berbagai cerita tentang keberhasilan mereka sekarang. Melihat mereka sudah berhasil mewujudkan cita-citanya, membuat saya terharu dan menangis Bahagia. Mereka adalah bukti nyata bahwasanya perjuangan kami tidak sia-sia dalam mendidik dan mengajar mereka selama ini.

Inilah sepenggal kisah saya selama saya mengajar di SMP Negeri 1 Mandah. Pengabdian dan dedikasiku sudah kutunaikan sampai masa purna baktiku yang tinggal menghitung bulan saja. Saya sangat bangga pada diri sendiri karena bisa menyelesaikan misi dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa terkhususnya anak-anak di Mandah. Ada banyak halangan dan rintangan yang saya hadapi selama saya mengajar di sini. Akan tetapi, saya bisa membuktikannya bahwasanya dengan niat dan tekad yang kuat kita bisa mengatasi semua itu. Suka dan duka saya simpan dalam bentuk kenangan dan saya bagikan dalam sebuah tulisan ini sebagai bentuk berbagi praktik baik dari saya. Semoga, melalui tulisan saya ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi guru-guru lainnya terkhususnya guru muda agar tetap semangat dan tanamkan rasa tanggung jawab serta Amanah dalam bertugas agar dedikasimu bisa dikenang indah oleh orang yang merasakannya.